Setelah sebulan fisik dan batin kita ditempa,
olah rasa, raga, dan berkontemplasi,
tampak jelas tindakan dan ucapan yang pernah kita lakukan.
Ada yang baik dan ada yang benar,
tetapi yang paling kita ingat adalah yang salah.
Untuk itu, kami mohon maaf, mohon diikhlaskan.
Semoga kebahagiaan senantiasa menyertai kalian sekeluarga,
kembali kepada posisi hamba Allah yang sebenarnya (Abdullah),
yang bertaqwa.
Salam kami,
Ngudi Tjahjono sekeluarga